Visitor
Comment
Link
Music
“Saudaraku yang tertindas “
Jumat, 09 Januari 2009
seorang ibu mengambil mayat anaknya yang tergeletak
ketika deru ganas sebuah Apache tepat berada di atasnya
blas!!
sebuah misil menerjang gedung tak berpenghuni
melainkan mayat-mayat lelaki muda bergeletakan di dalamnya
tambah satu lagi mayat seorang ibu
yang tak sempat pula menitikkan air mata
dan menatap sang anak ketika maut merenggutnya

Di Falluya di Mosul juga di Gaza pun demikian…
keluarga - keluarga berhimpitan di lantai bawah
hingga keganasan bom, misil dan peluru dera

menunggu tanpa makanan dan air
sehari dua hari tiga hari empat lima
bulan sabit tidak dapat masuk ke kota untuk menolong
ada tubuh-tubuh kecil yang tidak dapat menahan sakit
hingga malaikatpun menangis ketika menjemput mereka

Gaza
Pukul delapan pagi di check point

seorang pemuda palestina diwajibkan merangkak
seperti anjing dibawah ancaman senapan serdadu Ariel Sharon
seorang pemusik Palestina diwajibkan memainkan biolanya
sementara tentara Israel memeriksa surat-surat izinnya
puas ia telah melampiaskan ke satu palestina
apa yang dilakukan Nazi kepada moyangnya

sembilan peluru ditemukan oleh forensik di tubuh anak gadis palestina
ketika ia berangkat menuju sekolah
menurut anak buah Ariel, anak gadis itu tampak seperti “teroris”

Ariel!!!!!!!!!!!!!!!!
tembok beton itu tidak akan menutup kemaluan Israel!!!!!!!!
kami akan selalu mengutuk dan mengingat penderitaan saudara kami

penindasan, pembunuhan, kerusakan, penyiksaan….

dunia seperti tanpa arti
tidak ada jawaban bagi para korban
hanya keheningan
ketika maut berhadapan
damai
lalu bertidur-tiduran di depan pintu surgaNya

untuk saudara2ku di Palestina dan Irak

ps. untuk saudara2ku yang tertindas di mana pun kau berada.
sebuah puisi yang admin ambil dari http://nagasundani.blogsome.com
posted by perpustakaan-image @ 18.31   1 comments
YAHUDI

Yahudi ialah sebuah istilah yang sedikit rancu sebab bisa merujuk kepada sebuah agama atau suku bangsa. Jika dilihat berdasarkan agama, istilah ini merujuk kepada umat agama Yahudi, tidak peduli apakah mereka keturunan Yahudi atau tidak.

Berdasarkan etnisitas, kata ini merujuk kepada keturunan Eber (Kejadian 10:21) atau Yakub, anak Ishak, anak Abraham (Ibrahim) dan Sarah. Etnik Yahudi juga termasuk Yahudi yang tidak memegang kepada agama Yahudi tetapi beridentitas Yahudi dari segi tradisi.

Agama Yahudi ialah kombinasi antara agama dan suku bangsa. Agama Yahudi dibahas lebih lanjut dalam artikel agama Yahudi; artikel ini hanya membahas dari segi suku bangsa saja. Kepercayaan semata-mata dalam agama Yahudi tidak menjadikan seseorang menjadi Yahudi. Di samping itu, dengan tidak memegang kepada prinsip-prinsip agama Yahudi tidak menjadikan seorang Yahudi kehilangan status Yahudinya. Tetapi, definisi Yahudi undang-undang kerajaan Israel tidak termasuk Yahudi yang memeluk agama yang lain.

Siapakah Orang Yang Berhak Disebut Yahudi ?

Halakha, atau hukum-hukum agama Yahudi, memberikan definisi Yahudi kepada seorang yang:

beribu Yahudi; atau

seorang yang memeluk agama Yahudi menurut hukum-hukum Yahudi.

Definisi ini diwajibkan oleh Talmud, sumber Hukum-Hukum Tak-tertulis yang menerangkan Taurat, kitab suci asal hukum-hukum Yahudi (lima kitab pertama kitab Tanakh/Perjanjian Lama). Menurut Talmud, definisi ini dipegang semenjak pemberian Sepuluh Perintah Allah di Gunung Sinai kira-kira 3.500 tahun dahulu kepada nabi Musa. Sejarawan Yahudi non-Ortodoks berkeyakinan bahwa definisi ini tidak diikuti sehingga tidak lama berlaku, tetapi ia mengaku bahwa definisi ini digunakan sekurang-kurangnya 2.000 tahun sampai saat ini.

Pada akhir abad ke-20, dua kumpulan Yahudi (terutama di Amerika Serikat) yang liberal dari segi teologi, Yahudi Reformasi dan Yahudi Rekonstruksi telah membenarkan orang yang tidak memenuhi kriteria tersebut untuk menyebut diri mereka sebagai Yahudi. Mereka tidak lagi mewajibkan orang memeluk agama tersebut demi memenuhi adat istiadat pemelukan tradisional, dan mereka menganggap seseorang sebagai Yahudi jika ibu mereka bukan Yahudi, asalkan berayah Yahudi.

posted by perpustakaan-image @ 17.01   0 comments
11 Dosa Yang Mematikan Ilmu Pengetahuan
Rabu, 07 Januari 2009
Apakah ilmu pengetahuan itu?

Pengetahuan didefinisikan bermacam-macam, antara lain (i) keahlian dan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh oleh seseorang melalui pengalaman atau pendidikan; pemahaman praktis atau teoritis tentang suatu hal, (ii) apa yang dikenal di dalam bidang tertentu atau secara keseluruhan, baik fakta-fakta dan/atau informasinya, dan (iii) kesadaran atau keakraban yang diperoleh oleh pengalaman dari suatu fakta atau situasi.

Debat-debat filosofis di depan umum dimulai dengan perumusan Plato atas ilmu pengetahuan sebagai "kepercayaan benar yang dibenarkan". Bagaimanapun tidak ada definisi tunggal yang disepakati tentang ilmu pengetahuan saat ini, maupun setiap prospek darinya, dan masih banyak teori-teori lain tentangnya.

Berikut ini adalah 11 dosa yang akan mematikan ilmu pengetahuan :



1. Tidak mengembangkan suatu definisi aktif dari ilmu pengetahuan.

Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang hidup. Sesuatu yang hidup harus terus bergerak dan melakukan sesuatu. Ilmu pengetahuan yang diam dan tidak bekerja akan menemui kematiannya.

Berpikir, mengadakan riset, menulis atau mempraktekan langsung ilmu pengetahuan kita adalah upaya menghidupkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang bekerja, upahnya adalah lebih banyak lagi ilmu pengetahuan.



2. Menekankan pada jumlah simpanan ilmu pengetahuan sehingga merusak aliran ilmu pengetahuan itu sendiri.

Kita tidak akan pernah bisa memiliki ilmu pengetahuan, tapi bisa meminjamnya. Kita tidak akan bisa memberikan ilmu pengetahuan kepada orang lain tapi dapat mengalirkannya. Ilmu pengetahuan bergerak ke setiap sudut alam, mengalir ke mana-mana seperti halnya nafas yang dihembuskan oleh kita akan diterima kembali oleh orang lain sebagai tarikan.



3. Memandang ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang berada di luar kepala setiap orang.

Ilmu pengetahuan tidak berada di dalam buku, tidak di dalam kalimat-kalimat, tidak juga di dalam kata-kata dan huruf-huruf. Ilmu pengetahuan berada di dalam kepala setiap orang, seperti api kecil di ujung pelita. Kita tidak perlu menyalakan pelita tersebut, tapi cukup meniupnya. Kita tidak memasukkan ilmu pengetahuan dari luar ke dalam kepala kita, tapi memicu ledakan kecil di otak kita. Pemicunya bisa berupa buku, penjelasan seorang guru atau barangkali buah apel yang jatuh mengenai kepala Isaac Newton, dan air meluap dari bak mandinya Archimedes!



4. Tidak memahami bahwa sebuah tujuan antara yang mendasar dari manajemen ilmu pengetahuan adalah menciptakan konteks yang dibagi bersama.

Ilmu pengetahuan tidak dapat dikuasai sendiri, tapi untuk dibagi-bagi. Seperti udara di atmosfir yang tidak bisa dikuasai, tapi hanya pakai-pinjam bergantian. Adakah ilmu pengetahuan akan rusak dan hilang karena dipergunakan banyak orang? Tentu saja tidak. Ilmu pengetahuan akan semakin besar muatannya karena adanya kontriibusi banyak orang. Siapa pun yang mengambil manfaat dari ilmu pengetahuan, tidak akan mengurangi kapasitasnya, bahkan semakin memperbesarnya.



5. Memberikan perhatian yang sedikit kepada peran dan pentingnya pengetahuan yang tersembunyi

Apabila Wikimuers beranggapan bahwa ilmu pengetahuan hanya yang terdapat di literatur-literatur, buku-buku dan di kepala-kepala ilmuwan dan guru-guru, maka ilmu pengetahuan sudah selesai dan kehidupan perlu direset ulang.

Masih ada Ilmu pengetahuan yang tersembunyi di sudut-sudut alam yang tidak terjamah, makro maupun mikro. Bahkan otak kita yang kecil ini, untuk seorang Einstein baru dipergunakan seperlimanya saja.



6. Memutuskan ilmu pengetahuan dari penggunaan-penggunaannya

Ilmu pengetahuan adalah pekerja yang rajin. Apabila anda menjadikannya pengangguran, maka dia akan kehilangan spirit hidupnya. Ilmu pengetahuan harus menyalurkan manfaatnya kepada seluruh alam, menjaga, menyeimbangkan dan menghidupkan alam.

Ilmu pengetahuan yang tidak digunakan akan menumpul dan kehilangan ketajamannya.



7. Mengurangi proses berpikir dan memberikan alasan

Siapa pun yang malas berpikir dan mempertanyakan alasan-alasan akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Kenapa dan bagaimana adalah pertanyaan kunci lahirnya ilmu pengetahuan.

Teruslah berusaha menyingkap sebab sesuatu, sampai kita tidak bisa lagi bertanya, kenapa dan bagaimana.



8. Fokus pada masa lampau dan saat ini dan bukan pada masa depan

Ilmu pengetahuan yang berada di masa lalu dan hari ini hanya merupakan jejak-jejak jawaban dari pertanyaan kenapa dan bagaimana. Karena sesungguhnya masih banyak jawaban-jawaban dari kenapa dan bagaimana yang lain di masa depan.

Jangan puas dengan jawaban-jawaban di masa lalu dan hari ini. Karena rasa puas adalah salah satu pembunuh ilmu pengetahuan.



9. Gagal untuk memahami betapa pentingnya percobaan

Percobaan seperti gerak memompa untuk jantung ilmu pengetahuan. Apabila berhenti detaknya, maka matilah ilmu pengetahuan. Percobaan adalah langkah berikut dari kenapa dan bagaimana. Upaya mencari jawaban selalu berupa percobaan demi percobaan. Melakukan sesuatu yang sudah pasti hasilnya, bukan hanya mematikan ilmu pengetahuan, tapi juga sangat membosankan. Percayalah.



10. Menggantikan ilmu pengetahuan dengan kontak teknologi sebagai alat penghubung antar manusia

Teknologi adalah hasil akhir dari ilmu pengetahuan yang bersifat material dan bisa rusak. Hubungan antar manusia yang didasari kontak teknologi akan terasa gersang, karena bersandar pada nilai material. Kebanggaan akan telepon genggam tercanggih, mobil terbaru, alat elektronik keluaran baru yang dimiliki tanpa ada keinginan untuk – minimal – mencari tahu mengenai usaha-usaha manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dibalik teknologi tersebut, hanya akan menciptakan kebanggaan semu yang menyesatkan, sehingga kita terjebak dalam budaya materialistik, hedonisme dan konsumerisme.

Jadikan hubungan manusia lebih manis dengan nasehat-menasehati tentang kebenaran dan ilmu pengetahuan, sehingga transfer ilmu pengetahuan berjalan dan hidup.



11. Mencari-cari untuk mengembangkan ukuran kuantitas langsung dari pengetahuan

Ukuran kuantitas dari ilmu pengetahuan seperti nilai ujian, nilai kelulusan, gelar akademik, masa belajar, banyaknya buku yang dibaca, nama besar almamater, jumlah guru besar yang mendidik kita, usia pengalaman dan lain sebagainya hanyalah merupakan alat ukur yang bisa menyesatkan. Menyesatkan diri sendiri sehingga menimbulkan rasa puas dan kesombongan, juga bisa menyesatkan orang lain yang akan menjadikan alat ukur kuantitas sebagai tujuan ilmu pengetahuan.

Ukuran kualitas dari ilmu pengetahuan lebih utama untuk dikejar, yakni nilai kemanfaatan ilmu pengetahuan kita, keikhlasan dalam mengejar ilmu pengetahuan dan menyumbangkan hasil kerjanya, serta selalu berupaya mencari, menambah, memperbaiki dan menyempurnakan ilmu pengetahuan kita.
posted by perpustakaan-image @ 17.56   0 comments
About Me

Name: perpustakaan-image
Home: Gumelar, Banyumas, Indonesia
About Me: Perpustakaan Image berdiri pada tanggal 11 Agustus 2007
See my complete profile
Previous Post
Archives
GeoVisit

Powered by

BLOGGER

© 2005 PERPUSTAKAAN IMAGE Blogspot Template by KeNs